Suka makan daging merah, seperti steik daging sapi, sate kambing, atau sosis sapi? Hati-hati, terlalu sering mengonsumsi daging jenis ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes, dan kanker usus.
Sesuai sebutannya, daging merah adalah daging yang saat belum dimasak berwarna merah. Daging ini bisa diolah dan diawetkan menjadi daging asap, sosis, rendang, ham, bakso sapi, ataupun daging isian burger (patty).
Daging merah sebenarnya sumber protein, zat besi, vitamin, serta mineral yang baik bagi tubuh. Namun bila terlalu sering dikonsumsi, daging merah justru bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan. Banyak penyakit yang bisa muncul akibat sering mengonsumsi daging merah, antara lain usus buntu, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker payudara, penyakit jantung, dan diabetes.
Memilih Jenis dan Mengganti Cara Pengolahan
Terlalu banyak mengonsumsi daging merah memang bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, namun bukan berarti kamu tidak boleh makan daging merah sama sekali. Daging merah tetap boleh dikonsumsi, hanya saja kamu perlu memerhatikan porsi dan cara pengolahannya.
Perlu diketahui bahwa 100 gram daging merah adalah jumlah maksimal yang boleh dikonsumsi per hari. Sebagai perkiraan, 100 gram daging merah kurang lebih sebesar setengah lembar roti tawar. Sementara untuk daging merah olahan, seperti sosis dan ham, konsumsinya disarankan tidak melebihi 70 gram per hari. Selain itu, pilih daging yang kandungan lemaknya sedikit.
Jika kamu gemar mengonsumsi daging merah, berikut adalah beberapa cara mengolah daging merah agar tetap sehat untuk dikonsumsi:
- Konsumsilah daging merah tanpa lemak, terutama daging yang berakhiran ’loin’, seperti tenderloin atau sirloin.
- Ganti daging sapi atau kambing dengan daging ayam atau makanan laut.
- Saat memasak makanan menggunakan sosis sapi, perbanyak sayuran dan ganti sebagian sosis dengan potongan daging ayam.
- Hilangkan lemak daging sebelum dimasak.
- Mengolah daging merah dalam suhu tinggi dapat membuat makanan tersebut mengeluarkan zat yang meningkatkan risiko kanker. Oleh karena itu, hindari memanggang dan menggoreng daging merah dengan suhu panas yang terlalu tinggi. Gunakan suhu menengah, namun masak sedikit lebih lama.
- Bolak-balik daging sesering mungkin saat memanggang atau menggoreng.
- Pastikan daging dimasak dengan durasi yang cukup hingga kuman di dalamnya mati, namun hindari memasaknya hingga terlalu matang. Daging merah yang terlalu matang justru lebih banyak mengandung bahan penyebab kanker.
- Olah daging merah dengan cara dipanggang, ditumis, dikukus, atau dijadikan sop. Buang lemak setelah daging matang berwarna kecoklatan.
- Buang kulit dan lemak di bawah kulit sebelum diolah.
Mengonsumsi daging merah boleh-boleh saja, namun kamu harus memerhatikan porsi dan cara memasaknya, terutama bila Anda memang memiliki riwayat asam urat dan kolesterol. Agar kesehatan tubuhmu terjaga dengan baik, selain menerapkan pola makan yang sehat, kamu juga dianjurkan untuk rutin berolahraga, istirahat yang cukup, serta berhenti merokok.